kitab iblis atau lucifer hiyyyyy
KITAB IBLIS/LUCIFER
wah ngeri banget judulnya, kok mau ya saya share ini ? apa tidak membahayakan yang baca?
menurut saya tidak, karena isinya bukan mantra iblis, boleh saya katakan ini adalah curhatan
iblis atau lucifer (kalau tidak percaya baca dan cermati lebih mendalam deh)
saya jelaskan di awal biar nanti tidak salah sangka, karena dengan mengetahui karakteristik
iblis maka kita siap untuk menghadapi iblis, sebenarnya iblis itu takut dengan Allah, dulu
iblis atau lucifer termasuk malaikat andalan Allah selain Malaikat Mikael, Gabriel
Iblis atau lucifer dari kata lucid, cahaya terang, sang fajar, jadi sebelum menciptakan
manusia, Allah menciptakan bumi dan isinya dari gelap (gelap menjadi bercahaya, nah jadi
iblislah penguasa kegelapan sehingga menjadi terang), di kitab ini tersirat
penyesalan iblis atas kesalahpahaman ketika Allah menciptakan manusia dan
memanggil semua malaikat dan mahluk surga untuk memuji mahluk ciptaan Allah
yaitu manusia, nah menurut iblis karena diciptakan dari api maka iblis lebih
mulia dari manusia, makanya iblis tidak mau menyembah manusia, Allah murka
karena itu ciptaan NYA yang paling mulia, ditulis disana juga bahwa iblis
pun memuliakan Allah, takut dengan Allah, nah penyesalannya kenapa karena kesalahpahaman
ini Allah mengusir iblis, makanya kata iblis, kalau saya dilempar ke dunia dan sengsara
maka manusia pun harus sengsara juga, digodanya manusia lewat ular dan akhirnya manusia
tergoda dan dilempar juga ke dunia.
Jadi sudah jelas, target iblis, saya nulis begini bukan membela iblis, cuman sedikit
memberikan penjelasan agar tahu jika ada kasus terserang iblis, jadi kalau dikatakan
IBLIS TAKUT ALLAH !!!, YAAA, IBLIS TAKUT MANUSIA ?? TIDAK !!!, MANUSIA MUSUH, SEHINGGA
HARUS DIGODA, IBLIS KEJEBLOS DI DUNIA, MANUSIA PUN JUGA...
mengapa saya tulis besar besar ??itulah rahasia mengusir iblis (nanti saya copaskan
kitab iblisnya)
untuk mengusir iblis jangan menggunakan iblis juga atau mahluk, karena ya iblis merasa
dia mahluk termulia, pakai sosok manusia ? jangan, maaf saya bicara lintas
agama, ada nabi, ada orang suci itu semua manusia, nah Yesus pun ketika di dunia
jadi manusia digoda iblis ini, jadi target iblis ya manusia..
makanya, hehehe jangan salah paham dulu, atau pakai Nabi misalnya Doa Nabi Muhammad, atau
di Buddha....
yang disebut diatas semua mengalami fase manusia, seperti tadi penjelasan diatas, selama
namanya manusia, iblis akan mengganggu, ibaratnya begini, ada nih pendekar sakti, atau
dikatakan sakti, pasti banyak yang ingin menjajal dan mentes kesaktiannya, ini adalah
pertandingan manusia lawan iblis, nah orang suci atau nabi adalah orang orang yang
sudah berhasil melawan godaan iblis.
makanya wajar jika ada disuatu agama, dilakukan ritual pengusiran iblis, ya
mau dikasih air suci kek, atau doa nabi, malah diledek dan marah, dibilang
tidak mempan, ya tadi karena persaingan dengan manusia... malah manusia bisa
digoda dan imannya luntur karena dibilang nah tuh tidak mempan, jadi ajaran
agama mu jelek... nah itu godaan iblis dan jika anda tergoda ? ya berhasil lah
iblis mendapatkan konco konco baru heheheeh...
lalu bagaimana cara mengalahkan iblis ? jika membaca kitab tadi, doa doa yang digunakan
adalah doa ke Allah, langsung ke Allah... karena iblis takut Allah...
jadi jika ada yang kena godaan iblis, kesurupan iblis, boleh dicoba dengan doa doa
langsung ke Allah (maaf tidak bermaksud mendiskreditkan nabi dan ajaran agama), jika
sudah dicoba doa doa biasa, doa nabi dan lain lain tidak bisa terusir juga, ya
satu satunya jalan adalah doa ke ALLAH.
okey sesuai janji saya ini akan saya copaskan kitab iblis tadi...
===================================================
Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi. Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkanNyalah terang itu dari gelap. Dan terang itu adalah Lucifer, yang namanya berarti pembawa terang, sehingga dia juga dinamai dengan nama siang. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.
Itulah kisah asal mula Lucifer yang diciptakan Allah pada hari pertama. Makhluk Allah yang diciptakan pada awal mula, diberi tempat yang istimewa untuk menjadi pendamping kegelapan. Sebab pada mulanya adalah gelap gulita dan Allah berada dalam kegelapan yang kosong. Keberadaannya membuat alam semesta ini beraksi, setelah Allah memutuskan untuk menciptakannya. Namun dia tidak selalu bersama-sama dengan Allah. Dan dia bukanlah Allah. Dan ini adalah kata-katanya.
Aku, Lucifer, putera Fajar, terang yang telah memberi nuansa baru pada kegelapan. Sebagaimana tugasku menjadi pengawas bumi. Pekerjaanku sehari-hari adalah melakukan perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi. Sebagaimana Allah telah menciptakan manusia, baik laki-laki dan perempuan pada hari keenam , maka berkuasalah aku atas mereka. Akulah pemimpin mereka, sejak mula, sampai suatu hari, Allah berfirman kepada kami, para malaikat-malaikatNya: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Aku yang termasuk dalam malaikat-malaikat Allah bertanya: "Mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau". Tuhan berfirman:"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
Aku, Lucifer, yang selama ini mendapat kepercayaan dari Allah, memang ada sedikit rasa kecewa. Setelah sekian lama aku selalu sungguh-sungguh bertasbih memuji Allah, namun kedudukanku akan diambil dan dialihkan kepada manusia. Allah berkehendak menggantikan tugasku di bumi dan menyerahkan kepada seorang manusia untuk menjadi khalifah di bumi. Allah berkehendak agar manusia dipimpin oleh manusia pula. Tapi biarlah, aku hanya berpegang kepada Allah bahwa Dia mengetahui segala-galanya.
Kemudian Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. Dan Allah menamainya Adam.
Aku, Lucifer, hadir waktu penciptaan manusia. Masih terngiang-ngiang di telingaku ketika Allah berfirman: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." Allah mengambil tanah dari bumi, dibentuknya manusia itu dan dihembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya. Dan dengan demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.
Sebetulnya aku kagum pada karya ciptaan Allahku ini, manusia yang baik bentuknya. Bukankah Allah menciptakan manusia itu menurut gambarNya, menurut gambar Allah sendiri? Dan betapa enaknya manusia itu, Allah juga menyediakan tempat yang nyaman baginya. Allah telah membuat taman di Eden, di sebelah timur; di situlah ditempatkanNya manusia yang dibentukNya itu. Kalau seandainya aku diperlakukan seperti itu, alangkah bersyukurnya aku.
Betapa Allah sungguh-sungguh mencintai manusia, makhluk ciptaan yang dibuat berdasarkan gambarNya, kadang membuat aku iri. Terus terang saja, tak pernah Allah sedemikian dekat dengan ciptaanNya yang lain. Allah kemudian menempatkan manusia itu ke dalam taman Eden agar dia mengusahakan dan memelihara taman itu.
Yang aku lihat bukanlah fatamorgana dan bukanlah ilusi. Ternyata tak beralasan bahwa kami dulu menyangsikan, bahwa manusia itu akan menjadi orang yang akan membuat kerusakan dan suka menumpahkan darah. Dan memang benar, Allah maha mengetahui.
Namun, dalam hati kecilku, masih terbersit satu perasaan ragu-ragu atas manusia itu. Bisakah ia menjadi seorang khalifah di bumi? Taman Eden ini bukanlah bumi yang sesungguhnya. Bumi yang sesungguhnya adalah bumi yang harus dikerjakan dengan susah payah. Mengenai bumi yang sesungguhnya ini aku tahu betul, karena aku sering menjelajahinya. Tapi semua perkara ini, aku pendam dalam hati.
Suatu hari, aku bersama malaikat yang lain berkumpul di taman itu. Roh Allah hadir di taman itu. Dan manusia itu sedang dalam kesendiriannya. Allah menjumpai Adam, manusia itu, dan Dia mengajarkan kepadanya nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika memang kamu orang yang benar!" Jawab kami:"Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukan kepada mereka nama-nama benda ini". Maka setelah diberitahukannya nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan" Lalu Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. DibawaNyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. Dan Adam memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan.
Kami bisa merasakan, betapa Allah menyayangi manusia itu. Dan, Allah menciptakan penolong baginya yang sepadan dengan dia. Allah membuat manusia itu tidur nyenyak. Ketika ia tidur, Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil Allah dari manusia itu, dibangunNyalah seorang perempuan, lalu dibawaNya kepada manusia itu. Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup.
Kalau saja aku bisa ceritakan keindahan taman Eden itu secara rinci. Sebuah tempat yang begitu indah dan damai. Penuh dengan berbagai binatang dan semuanya yang berada dalam taman ini hidup dengan rukun. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri. Serigala tinggal bersama domba dan macan tutul berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa makan rumput bersama-sama. Tidak ada yang berbuat jahat atau yang berlaku busuk di segenap taman itu. Dan aku, Lucifer, Putera Fajar, melihat semuanya itu dan bersama malaikat lain memuji-muji Allah.
Sungguh, seandainya engkau pernah berada di taman Eden. Tentu tak akan ingin pergi kemana-mana lagi. Memang, ada yang mengganjal dalam hatiku. Aku, Lucifer, yang selama ini selalu taat dan memuliakan Allah, ada rasa iri kepada manusia itu. Bukan saja karena dia akan menggantikan tugasku sebagai khalifah di bumi, tetapi belum apa-apa, sudah diberikan kenikmatan tiada tara kepadanya. Sementara aku, yang pertama kali diciptakan olehNya, tak
pernah diberi kenikmatan seperti ini.
Taman Eden, yaitu taman Allah penuh segala batu permata yang berharga: yaspis merah, krisolit dan yaspis hijau, permata pirus, krisopras dan nefrit, lazurit, batu darah dan malakit. Tempat tatahannya diperbuat dari emas dan disediakan pada hari penciptaanmu, wahai manusia.
Memang Allah pernah berfirman pula kepadaku: "Aku akan mendirikan bagi mereka suatu taman kebahagiaan, sehingga di tanah itu tidak seorangpun akan mati kelaparan dan mereka tidak lagi menanggung noda yang ditimbulkan bangsa-bangsa. Dan mereka akan mengetahui bahwa Aku, Allah mereka." Aku sungguh melihat, betapa Allah menyayangi dan memanjakan manusia itu.
Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Di taman itu ada pohon-pohon aras, juga ada pohon sanobar dan pohon berangan. Waktu itu, segala pohon-pohon yang ada di taman Allah tiada yang dapat disamakan dengan pohon lain mengenai keelokannya.
Ada sebuah sungai yang mengalr dan membasahi taman itu. Kami menyebutnya sebagai sungai air kehidupan. Dan sungai yang ada di taman Eden itu mengalir terus ke bumi dan menjadi empat cabang. Sungai ini sendiri jernih bagaikan kristal, dan mengalir keluar dari takhta Allah. Sekali meminum air kehidupan dari sungai itu, maka tidak akan haus lagi.
Allah berfirman kepada manusia itu: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya."
Manusia itu berkata kepada Allah: "Engkaulah Tuhanku, tidak ada yang baik bagiku selain Engkau!" Memang, merekalah orang-orang kudus yang ada pertama kali di tanah ini, merekalah orang mulia yang selalu menjadi kesukaan Allah.
Allah melihat segala yang dijadikanNya itu, sungguh amat baik. Lalu Allah memberi perintah ini kepada manusia itu: "Hai Adam, diamilah taman ini oleh kamu dan isterimu, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai. Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kamu dekati pohon ini dan janganlah kaumakan buahnya, yang akan menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim. Dan Kutegaskan kepadamu, Kularang kamu memakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."
Adam mendengar perintah Allah dengan penuh sujud. Tapi setelah itu, aku mendengar pembicaraan dia dengan istrinya, Hawa, soal mati itu. Mereka bertanya-tanya sendiri, apa yang dimaksudkan mati oleh Allah. Sebab mereka selama ini tidak mengenal arti kematian. Memang, Allah waktu itu belum pernah mengemukakan tentang kematian kepada mareka, bahwa semua makhluk ciptaan Allah pasti akan mati. Tidak terkecuali aku, Lucifer, malaikat terang ciptaan Allah yang pertama. Namun mereka enggan menanyakan langsung kepada Allah.
Sungguh, tak akan kekurangan apapun juga bila tinggal di taman itu. Di tempat yang damai ini orang tidak perlu lagi mengejar kekudusan, sebab tempat itu sudah kudus. Dan dengan kekudusan kita akan dapat melihat Allah.
Manusia itu memuji-muji Allah: "Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dalam kematian, dan tidak membiarkan kami melihat kebinasaan. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapanMu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kananMu ada nikmat senantiasa."
Dari kejauhan aku, Lucifer, beringsut pergi. Ah, betapa senangnya manusia itu. Allah maha mengetahui apa yang akan terjadi. Bukankah Allah tahu apa yang terbaik? Kubentangkan kedua sayapku, terbang ke angkasa dan kembali menjelajahi bumi untuk melihat-lihat keadaan di sana. Dalam hatiku aku berkata, hai manusia lihatlah, inilah bakal tanah yang akan diserahkan kepadamu. Tanah yang permai dan kudus. Dan dalam diriku ada sedikit rasa sedih, suatu saat nanti harus rela menyerahkan semua ini kepada manusia itu.
Tapi, aku percaya, Allah maha mengetahui dan maha bijaksana.
Pada suatu hari datanglah para malaikat Allah menghadap Allah dan di antara mereka datanglah juga aku, Lucifer. Dan Allah duduk di takhtaNya yang nampak bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya. Dan sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu dipersiapkan bagi dua puluh empat malaikat utama, termasuk aku.
Kami semua memakai pakaian putih dan mahkota emas di kepala. Rambut kami semua memang putih bersinar-sinar, sehingga kami juga sering disebut dengan "dua puluh empat tua-tua". Kami inilah yang sering disebut para allah dan para pengamat (watchers). Kami berkumpul di Taman Eden, dekat sumber sungai air kehidupan, tempat di mana takhta Allah ada. Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal, di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.
Dari dua puluh empat malaikat, ada tiga malaikat utama, yakni aku sendiri, Mikhael dan Gabriel. Sementara sisanya dua puluh satu malaikat berada di bawah kami bertiga, di mana masing-masing memimpin tujuh malaikat. Aku membawahi tujuh malaikat, Mikhael membawahi tujuh malaikat dan demikian pula dengan Gabriel. Jadi jumlah keseluruhannya adalah dua puluh empat malaikat. Tujuh adalah angka yang istimewa bagi Allah.
Seperti biasa, bertanyalah Allah kepadaku: "Dari mana engkau?" Lalu jawabku kepada Allah: "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi." Kemudian setelah itu Allah berkata kepada kami semua, para malaikat-malaikatNya, "Tidakkah engkau memperhatikan hambaKu, Adam? Tiada ciptaan lain yang sesempurna dia."
Kami semua bersorak memuji-muji Allah: "Kudus, kudus, kuduslah Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang." Dan kemudian tersungkurlah kami semua di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan kami menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan kami melemparkan mahkota kami di hadapan takhta itu, sambil berkata: "Ya Tuhan Allah dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa, sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu, dan oleh karena kehendakMu semuanya itu ada dan diciptakan."
Bersamaan dengan itu terdengarlah suara semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya berkata: "Bagi Dia yang duduk di atas takhta, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!"
Beberapa saat kemudian, suasana menjadi hening. Kami semua bangkit berdiri kembali. Kemudian Allah memanggil Adam dan berkata kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu semua kepada Adam."
Aku, Lucifer, terkejut mendengar perintah itu. Bukankah hanya kepada Allah aku boleh bersujud? Mengapa Allah memperintahkan kami untuk sujud kepada Adam? Dalam hatiku tak bisa menerima perintah ini. Terlebih sebelumnya, aku memang memendam suatu perkara tentang Adam ini.
Malaikat Mikhael dan Gabriel langsung bersujud kepada Adam, diikuti dengan malaikat-malaikat yang dipimpin oleh mereka. Sementara aku, masih diam termangu-mangu. Rupanya, ketujuh malaikat yang berada dalam kelompokku menunggu apa yang hendak aku perbuat. Aku memandang kepada Allah, dan Allah juga memandang ke arahku. Aduh, sungguh aku tak kuat memandangNya.
Kemudian Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud kepada Adam di waktu Aku menyuruhmu".
Aku, Lucifer, terkejut mendapat pertanyaan itu dan untuk beberapa saat menjadi bingung. Kalau aku jawab, bahwa aku hanya mau sujud kepada Allah, bukankah Dia yang memerintahkan aku untuk bersujud kepada manusia itu. Tapi kalau aku sujud kepada manusia itu, berarti aku melanggar perintahNya bahwa hanya boleh sujud kepadaNya saja. Jawaban apa yang harus aku berikan?
Allah memandang ke arahku dan menanti jawaban yang keluar dari mulutku. Entah kenapa, waktu itu, secara tak sadar aku berkata: "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk". Sebenarnya, pertama kali aku menjawab itu, bukan karena manusia itu dibuat dari tanah
sehingga aku tidak mau sujud, namun aku tidak mau sujud selain kepada Allah.
Tapi Allah berfirman lagi: "Sujudlah kepada Adam!"
Aku kemudian memberanikan diri untuk bertanya: "Mengapa aku harus bersujud kepada Adam?"
Allah menjawab: "Sebab dia lebih mulia daripada engkau."
Aku menjawab: "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".
Kali ini, Allah menjadi murka: "Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Lucifer, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!"
Beberapa saat terjadi kegaduhan di antara para malaikat. Belum pernah sepanjang sejarah, Allah murka sedemikian hebat. Aku sedih mendapat murka Allah, namun hatiku penuh dalam kebimbangan. Bagiku, tak patut untuk sujud selain kepada Allah, meski Allah yang menyuruhku sekalipun. Allah telah murka. Aku memandang Gabriel dengan keinginan agar ia mau membantuku, setidaknya meredakan murka Allah. Namun dia diam saja. Mikhael juga sama, bahkan ia telah membuang muka dari padaku. Sementara Adam yang berdiri di tengah-tengah kami hanya diam saja, tak tahu apa yang hendak dilakukannya. Terlebih, dia memang belum tahu tentang apa-apa.
Allah kemudian berdiri dalam sidang ilahi, di antara para allah Ia siap menghakimi aku.
Seumur hidupku tak pernah mengalami hal demikian. Aku merasa apa yang aku lakukan benar dan aku justru merasa diperlakukan dengan tidak adil. Jangankan sujud kepada Adam, sujud kepada Mikhaelpun aku tak akan mau. Entah mengapa Mikhael dan Gabriel mau sujud kepada Adam. Aku sungguh tak mengerti. Kalau alasannya adalah karena Adam lebih mulia daripadaku, apakah dengan demikian aku harus wajib bersujud kepadanya? Bagiku, yang mulia hanyalah
Allah, penciptaku.
Allah berdiri dalam sidang ilahi, di antara para allah Ia menghakimi. Dipanggilnya aku bersama ketujuh malaikatku kehadapanNya, dan kemudian aku bersujud menyembahNya sambil berkata: "Siapakah yang seperti Engkau, ya Allah? Siapakah yang seperti Engkau, mulia karena kekudusanMu, menakutkan karena perbuatanMu yang masyhur, Engkau pembuat keajaiban."
Allah bertanya kepadaku: "Hai Lucifer, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu merasa termasuk orang-orang yang lebih tinggi?".
Jawabku: "Sudah kukatakan pada Engkau, Ya Allahku. Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Bukankah ada tertulis bahwa aku harus menyembah Tuhan, Allahku,
dan hanya kepada Engkau sajalah aku berbakti."
Di sinilah letak kesalahpahaman itu, yang baru kusadari setelah lama kemudian. Aku menyatakan tidak akan sujud kepada manusia karena hanya kepada Allah saja aku bersujud, namun rupanya Allah menganggap aku sombong dengan mengatakan bahwa aku lebih mulia dari manusia yang diciptakan dari tanah liat kering itu.
Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka dengan kamu semua"
Aku benar-benar terkejut. Hukuman yang diberikan kepadaku sungguh berat untuk suatu perbuatan yang bagiku secara prinsip adalah benar. Tapi aku tahu, sekali Allah berfirman, maka itu akan berlaku selamanya. Hatiku menjadi berontak karenanya.
Aku menjawab: "Karena Engkau telah menghukum aku tersesat, aku benar-benar akan menghalangi-halangi mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian aku akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur maupun taat".
Kemudian Allah memuliakan Adam dan kelak keturunannya, Allah berfirman: "Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan."
Aku berkata:"Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil".
Alah berfirman kepadaku: "Kuberi tangguh waktumu hingga hari kiamat dan kuberi kuasa kepadamu atas orang-orang yang tidak beriman."
Aku menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlas di antara mereka. Aku benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan untukku, dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan menyuruh mereka memotong telinga-telinga binatang ternak, lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka merobah ciptaan Allah, lalu benar-benar mereka merobahnya. Aku akan justru membuat merekalah yang akan sujud kepadaku !"
Allah berfirman: "Maka yang benar adalah sumpah-Ku dan hanya kebenaran itulah yang Ku-katakan. Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka kesemuanya."
Kemudian Allah berfirman kepada Adam: "Hai Adam, sesungguhnya ini, Lucifer, adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, makasekali-kali janganlah sampaikan ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka."
Allah lalu memandang kepadaku dan berfirman: "Kamu adalah allah, dan termasuk anak-anak Yang Mahatinggi kamu sekalian. Namun seperti manusia kamu akan mati dan seperti salah seorang pembesar kamu akan tewas."
Tak ada rasa sedih lagi di hatiku, justru muncul rasa geram yang mulai membakar hatiku. Aku berkata kepada ketujuh malaikat penghulu yang bersama dengan aku: "Marilah kita menduduki tempat-tempat kediaman Allah!"
Rupanya tak ada yang tersembunyi bagi Allah, kemudian Allah berfirman: "Demikiankah engkau mengadakan pembalasan terhadap Aku, hai makhluk yang bebal dan tidak bijaksana? Bukankah Aku Bapamu yang mencipta engkau, yang menjadikan dan menegakkan keadilan?"
Tuhan berfirman:"Pergilah, barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, maka sesungguhnya neraka adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup. Dan mulai hari ini engkau akan disebut dengan nama Iblis!"
Kemudian pergilah aku dari hadapan Allah, bersama ketujuh malaikat penghulu yang ada di bawah kekuasaanku. Kepergianku telah menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan turunlah kami ke bumi. Jumlah kami yang pergi adalah delapan malaikat penghulu, tujuh adalah malaikat yang berada dalam kepemimpinanku, dan jumlahnya sepertiga dari dua puluh empat malaikat utama yang mengelilingi Takhta Allah. Dan masing-masing dari tujuh malaikat penghulu itu memimpin ribuan tentara surga yang ikut pula bersama-sama dengan aku. Jumlah kami begitu banyak, dan kepergian kami ke bumi bagai kilat yang memancar dari langit.
Dalam hatiku aku berkata: "Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi !"
Kemudian aku berteriak: "Akan kubuat bumi gemetar dan kerajaan-kerajaan bergoncang serta kubuat dunia seperti padang gurun, dan kelak akan kuhancurkan kota-kotanya !"
Pada hari itu, aku, Lucifer, menyatakan permusuhan dengan penciptaku.
Walau aku sudah diusir dari surga, kepadaku telah diserahkan kuasa untuk mengatur manusia. Waktuku memang ditangguhkan hingga akhir zaman. Dan tempat di mana ada manusia, aku dengan bebas boleh berada di sana. Dan di Taman Eden, ada dua manusia. Dan oleh kuasa Allah, aku mencobai mereka. Waktu itu mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.
Allah mengajarkan banyak hal kepada Adam dan Allah berfirman:"Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu di taman ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini. Dan ingatlah akan pesanku ini, bahwa sesungguhnya Iblis adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, maka sekali-kali janganlah sampaikan ia mengeluarkan kamu berdua dari taman ini, yang menyebabkan kamu menjadi celaka."
Adam mengetahui dengan benar kejadian dahulu, yaitu ketika aku menolak sujud kepadanya dan diusir dari surga ini. Oleh karena itu, lebih baik bagiku untuk tidak tampil dalam wujudku yang sesungguhnya, Lalu aku masuk dalam tubuh ular, yaitu yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh Allah.
Aku dalam wujud ular berkata kepada perempuan itu: Tentulah Allah berfirman: "Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"
Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan atau pun raba buah itu, nanti kamu mati."
Aku kemudian berkata kepada perempuan itu lagi: "Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti para allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."
Perempuan itu menjawab: "Bukankah kepada Adam, suamiku, Allah telah berfirman: Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."
Aku tidak kehabisan akal dan kemudian membujuk mereka dengan berkata :"Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon itu dan keadaan yang tidak akan binasa. Allah kamu sebenarnya tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal".
Aku kemudian bersumpah kepada keduanya dengan meyakinkan: "Sesungguhnya aku adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua, percayalah kepadaku".
Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya. Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun yang ada di taman Eden.
Bersamaan dengan mereka makan buah itu, aku segera pergi meninggalkan mereka dengan sangat puas. Aku berkata dalam hatiku sambil tertawa: "Telah jatuh dia. Durhakalah Adam kepada Allah dan sesatlah ia." Aku tinggalkan ular itu di sana yang tak tahu apa yang telah dilakukannya.
Ketika mereka mendengar bunyi langkah Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan istrinya itu terhadap Allah di antara pohon-pohonan dalam taman. Tetapi Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?"
Adam menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang. Sebab itu aku bersembunyi."
FirmanNya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?"
Adam menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan."
Kemudian berfirmanlah Allah kepada perempuan itu: "Apakah yang telah kauperbuat ini? Bukankah Aku telah melarang kamu berdua makan buah dari pohon itu dan Aku katakan kepadamu: Sesungguhnya Iblis itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua."
Mereka kemudian berkelit bahwa bukan iblis yang menyuruh mereka dengan berkata: "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan."
Lalu berfirmanlah Allah kepada ular itu: "Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kau makan seumur hidupmu. Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."
Ular yang tak tahu apa-apa itu mendapatkan hukuman dari Allah.
FirmanNya kepada perempuan itu: "Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu."
Lalu firmanNya kepada Adam: "Karena engkau mendengar kan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."
Allah telah mengutuk bumi. Bumi yang indah permai bagaikan surga telah dikutukNya. Tak lagi ada kekudusan di muka Bumi. Dan kalau tak ada kekudusan, kita tak akan dapat melihat Allah.
Aku sendiri tak menyangka bahwa Allah akan sampai mengutuk tanah Bumi ini karena perkara itu. Sampai kinipun aku tetap berharap agar di atas Bumi ini kembali seperti di dalam surga, menjadi tempat yang kudus.
Berfirmanlah Allah dalam sidang ilahi: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya."
Dan Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.
Lalu Allah mengusir mereka dari taman Eden supaya mengusahakan tanah dari mana ia diambil. Lalu keduanya digelincirkan dari tamanitu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Allah berfirman: "Turunlah kamu! Sebahagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan".
Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi".
Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhan-nya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. Kemudian Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak pula mereka bersedih hati".
Inilah kalimat yang diberikan Allah kepada Adam: "Hai Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu lagi oleh iblis sebagaimana ia telah mengeluarkan kamu berdua dari surga. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Mereka adalah gaib bagimu. Dan mereka adalah pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman. Namun camkanlah ini dalam hatimu dan beritahukan turun temurun: Sesungguhnya neraka itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka dan pengikut-pengikut iblis semuanya. Kelak, dari keturunanmu, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan dinamakan Imanuel. Dialah yang akan membuat engkau dan keturunanmu yang beriman kepadaKu, kembali ke keadaan semula, seperti di dalam Taman Eden."
Setelah kepergian Adam, Allah berdiri dalam sidang ilahi dan berfirman: "Dan sesungguhnya telah Kuperintahkan kepada Adam dahulu, maka ia lupa akan perintah itu, dan tidak Kudapati padanya kemauan yang kuat. Dan aku memerintahkan kepada kamu semua, agar menjaga mereka dan keturunannya dari gangguan Iblis."
Seluruh penghuni surga bersorak :"Betapa dahsyatnya segala pekerjaanMu. Oleh sebab kekuatanMu yang besar, musuhMu tunduk kepadaMu. Seluruh bumi sujud menyembah kepadaMu, dan bermazmur bagiMu, memazmurkan namaMu."
Allah berfirman: "JanjiKu kepada orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga, mereka kekal di dalamnya. Adapun orang-orang yang beriman kepadaKu dan berpegang teguh kepada perintahKu, niscaya Aku akan masukkan mereka ke dalam rahmat yang besar dan limpahan karuniaKu. Dan Aku akan menunjuki mereka kepada jalan yang lurus untuk sampai kepada-Ku."
Tapi aku, Lucifer, akan menjadikan mereka memandang baik perbuatan maksiat di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya. Itulah janjiku, sekarang sampai hari kiamat nanti. Hari ini, aku merayakan kemenangan pertamaku, bersorak-sorak memecah keheningan yang ada di bumi. Dan aku berteriak: "Inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku?
Sesungguhnya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya !"
Allah ada di dalam baitNya yang kudus, mataNya mengamat-amati, sorot mataNya menguji anak-anak manusia, apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah.
* * *
Aku, Lucifer, Putera Fajar yang gilang gemilang. Aku menguasai seluruh bumi ini beserta isinya. Aku mempunyai kuasa untuk menyesatkan manusia. Aku yang paling cerdik di antara segala makhluk. Aku adalah malaikat ciptaan Allah yang paling mulia. Dan aku adalah Terang. Dan sesungguhnya, pada mulanya akulah pemegang kuasa terang itu. Tanpa aku, tak ada terang itu. Hanya ada gelap gulita menyelimuti jagad raya.
Aku berkata jujur tentang hal ini. Bukankah aku juga dikenal sebagai dewa matahari? Di tempat lain ada yang mengenalku sebagai dewa api? Bukankah banyak yang menyembah bulan dan bintang? Itu semua menunjukkan hakekatku, adalah terang. Tak akan ada manusia yang menyembah sesuatu yang gelap, justru mereka menyembah segala hal yang bersinar terang. Dan itu adalah aku.
Allah telah mengganti namaku dengan Iblis, karena aku dianggap lawan bagiNya. Sebenarnya aku bukan lawan bagiNya. Adalah mudah bagiNya untuk memusnahkan aku. Hal ini yang sering membuat aku heran, mengapa aku tetap dibiarkan ada. Ataukah hukuman yang aku terima ini lebih menyiksa dari sekedar kematian? Bagiku kini, tujuanku hanya satu: membuat manusia mau sujud kepadaku. Bukankah aku dulu diminta sujud kepada manusia itu. Sekarang sebagai balasnya, merekalah yang harus sujud kepadaku.
Memang, tidak mudah untuk meminta Adam dan istrinya untuk sujud kepadaku. Adam tahu persis tentang pengadilan terhadapku, sementara Hawa, istrinya, masih sakit hati karena tertipu dulu.
Setelah Allah menghalau kedua manusia itu dari Taman Eden, Adam bersetubuh dengan isterinya, dan mengandunglah perempuan itu. Lahirlah seorang anak laki-laki, dinamainya anak itu Kain. Dialah anak laki-laki sulung Adam.
Jalan menuju ke Taman Eden sudah tertutup dan Allah menempatkan beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan. Aku sendiri tidak mudah untuk bisa masuk ke sana. Sesungguhnya bila aku mencoba menembus ke sana, maka aku mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api. Tidak mudah untuk memasuki tempatNya yang kudus, kecuali dengan seizinNya.
Selanjutnya, Adam dan Hawa mempunyai seorang lagi yang dinamakan oleh mereka: Habel. Mereka berdua adalah dua laki-laki yang gagah. Habel menjadi gembala kambing domba, sementara Kain menjadi seorang petani.
Aku waktu itu melihat, Kain bekerja dengan keras. Dia mengolahnya tanah yang gersang yang telah dikutuk Allah sehingga bisa ditanami. Peluhnya menetes ke bumi ini dan dia nampak tak kenal putus asa. Sementara itu, di tempat yang lain, aku melihat Habel dengan santai duduk di bawah pohon sambil mengamat-amati kambing dombanya.
Sungguh dua bentuk kehidupan yang berbeda antara adik dengan kakaknya. Si Adik tampak bermalas-malasan, sementara kakaknya bermandikan peluh keringat yang tak jarang kakinya harus luka karena terantuk batu yang tajam. Namun usaha Kain tidaklah sia-sia. Hasil tanah olahan Kain membawa hasil yang baik. Ia melakukan panen dengan perasaan gembira. Ia mengucapkan syukur kepada Allah bahwa hasil kerjanya membuahkan hasil yang berlimpah.
Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada Allah sebagai korban persembahan. Kain mengumpulkan biji-bijian hasil dari ladang pertaniannya. Dikumpulkan batu-batu yang besar dan dibuatnya sebuah mezbah.
Sementara itu, adiknya Habel melihat dengan seksama apa yang dilakukan oleh kakaknya itu dari kejauhan. Ia kemudian mendekat dan meniru apa yang diperbuat kakaknya. Ia mengambil batu dan dibuatnya juga sebuah mezbah. Habel kemudian mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya. Kedua kemudian bersyukur memuliakan Allah.
Aku waktu itu berada di dekat mereka. Dalam keadaan gaib, mereka tak dapat melihat aku. Di sini aku tak mengerti, apa yang menjadi kehendak Allah. Ia mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, sementara korban persembahan Kain yang dikerjakannya dengan susah payah sama sekali tak diindahkanNya. Maka pantaslah kalau hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram. Aku kasihan melihatnya. Sebab sesungguhnya, aku selalu merasa kasihan kepada manusia yang diperlakukan secara tak adil. Itu karena, aku sendiri merasa diperlakukan secara tak adil.
Rupanya Allah mengetahui bahwa Kain merasa kesal. Firman Allah kepada Kain: "Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya."
Kain masih memendam perkara itu sampai beberapa lama. Ia tak dapat mengerti, mengapa korban persembahannya tidak diterima? Ataukah Allah memang lebih menyukai korban bakaran lemak kambing domba? Hatinya terus memberontak. Mengapa Allah tidak menerima saja kedua korban persembahan itu?
Kemudian Kain berkata: "Barangkali Allah menuntut persembahan yang lebih dari sekedar butir-butir gandum? Pastilah Allah mau menerima persembahanku yang lain, yang jauh lebih istimewa dari sekedar kambing domba?"
Apa yang dipikirkan selanjutnya, aku tak pernah tahu. Aku memang tidak diberi kemampuan untuk mengetahui apa yang ada dalam hati manusia. Namun rupanya, dalam diri Kain terjadi pergolakan hebat. Aku sendiri bertanya-tanya, korban apakah yang kiranya akan dipersembahkan Kain kepada Allah? Setidaknya, agar Allah mau lebih memperhatikan dirinya yang telah bersusah payah mengusahakan tanah ini, seperti yang diperintahkan Allah sendiri kepada Adam, ayahnya.
Suatu hari, Kain berkata kepada Habel, adiknya: "Marilah kita pergi ke padang."
Adiknya mengikuti ajakan kakaknya. Di tengah perjalanan, Kain berkata kepada Habel: "Aku pasti membunuhmu!"
Habel terkejut dan bertanya kepada kakaknya: "Apa alasannya engkau hendak membunuh aku?"
Kain menjawab: "Aku hendak mempersembahkan engkau kepada Allah. Bila korban bakaran domba kambing diterima Allah, maka pastilah korban manusia akan lebih disukaiNya."
Habel menjawab: "Sesungguhnya Allah hanya menerima korban dari orang-orang yang bertaqwa".
Kemudian sambil berjalan, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu matilah Habel. Kain lalu membangun sebuah mezbah dan menaruh mayat adiknya yang berlumuran darah ke atas mezbah itu dan kemudian ia memuliakan Allah. Kain berteriak: "Allah, dengarkan Aku. Terimalah persembahanku ini." Tapi Allah tidak mendengar teriakan Kain itu, Hati Kain main kesal dan ia kemudian mulai merasa bersalah karena telah membunuh adiknya itu. Kain kemudian menjadi takut dan pulang dengan perasaan hampa. Perasaan bersalahnya begitu menghantui, terlebih dia telah membunuh adiknya dengan sia-sia. Rupanya Allah tak berkenan dengan apa yang dilakukannya.
Dalam perjalanan pulang, Allah mendatangi Kain dan berfirman: "Di mana Habel, adikmu itu?" Jawabnya: "Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?"
FirmanNya: "Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepadaKu dari tanah. Maka sekarang, terkutuklah engkau, terbuang jauh dari tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah adikmu itu dari tanganmu. Apabila engkau mengusahakan tanah itu, maka tanah itu tidak akan memberikan hasil sepenuhnya lagi kepadamu; engkau menjadi seorang pelarian dan pengembara di bumi."
Kain berkata kepada Allah: "Hukumanku itu lebih besar dari pada yang dapat kutanggung. Engkau menghalau aku sekarang dari tanah ini dan aku akan tersembunyi dari hadapanMu, seorang pelarian dan pengembara di bumi; maka barang siapa yang akan bertemu dengan aku, tentulah akan membunuh aku."
Firman Allah kepadanya: "Sekali-kali tidak! Barang siapa yang membunuhmu akan dibalaskan kepadanya tujuh kali lipat." Kemudian Allah menaruh tanda pada Kain, supaya ia jangan dibunuh oleh barang siapapun yang bertemu dengan dia.
Lalu Kain pergi dari hadapan Allah dan ia menetap di tanah Nod, di sebelah timur Eden.
Sungguh, dalam peristiwa itu, aku sama sekali tidak turut campur. Bukan akulah yang menyuruh Kain membunuh adiknya. Namun, apa yang dilakukan Kain, menimbulkan gagasan bagiku. Aku akan membuat manusia sujud kepadaku dan aku akan meminta korban persembahan manusia. Aku akan membuat banyak keajaiban sehingga mereka patuh dan tergantung kepadaku. Aku akan membuat mereka menyembahku sebagai dewa-dewa pujaan mereka dan untuk bantuan yang kuberikan kepada mereka, aku akan menuntut korban darah dari darah manusia. Walau korban itu sendiri, sama sekali tak ada gunanya untukku.
Dalam pengembaraan, Kain merasa putus asa. Aku kemudian menghampirinya dan menolongnya. Aku beritahukan kepada dirinya bahwa aku menyukai korban yang dilakukan olehnya. Dan untuk itu, aku berjanji kepadanya akan menjadi pelindungnya. Di Tanah Nod, Kain mengawini seorang perempuan di sana. Setelah bersetubuh dengan isterinya, maka mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Henokh. Kemudian Kain mendirikan suatu kota dan dinamainya kota itu Henokh, menurut nama anaknya.
Aku, Lucifer, yang berkuasa atas bumi dan segala isinya. Segala kerajaan di muka bumi ini adalah milikku. Kepada bangsa-bangsa aku memperkenalkan diri dengan berbeda-beda. Aku adalah sang Terang, tampil sebagai dewa matahari, dewa api, dewa bulan dan lain-lain. Kepada manusia aku membuat berbagai keajaiban. Dan sejak itulah korban darah manusia dilakukan sebagai tanda terima kasih mereka kepadaku. Manusia itu, telah jatuh sujud kepadaku. Dan aku berteriak kepada Allah: "Terangkanlah kepadaku inikah manusia yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya semua !"
wah ngeri banget judulnya, kok mau ya saya share ini ? apa tidak membahayakan yang baca?
menurut saya tidak, karena isinya bukan mantra iblis, boleh saya katakan ini adalah curhatan
iblis atau lucifer (kalau tidak percaya baca dan cermati lebih mendalam deh)
saya jelaskan di awal biar nanti tidak salah sangka, karena dengan mengetahui karakteristik
iblis maka kita siap untuk menghadapi iblis, sebenarnya iblis itu takut dengan Allah, dulu
iblis atau lucifer termasuk malaikat andalan Allah selain Malaikat Mikael, Gabriel
Iblis atau lucifer dari kata lucid, cahaya terang, sang fajar, jadi sebelum menciptakan
manusia, Allah menciptakan bumi dan isinya dari gelap (gelap menjadi bercahaya, nah jadi
iblislah penguasa kegelapan sehingga menjadi terang), di kitab ini tersirat
penyesalan iblis atas kesalahpahaman ketika Allah menciptakan manusia dan
memanggil semua malaikat dan mahluk surga untuk memuji mahluk ciptaan Allah
yaitu manusia, nah menurut iblis karena diciptakan dari api maka iblis lebih
mulia dari manusia, makanya iblis tidak mau menyembah manusia, Allah murka
karena itu ciptaan NYA yang paling mulia, ditulis disana juga bahwa iblis
pun memuliakan Allah, takut dengan Allah, nah penyesalannya kenapa karena kesalahpahaman
ini Allah mengusir iblis, makanya kata iblis, kalau saya dilempar ke dunia dan sengsara
maka manusia pun harus sengsara juga, digodanya manusia lewat ular dan akhirnya manusia
tergoda dan dilempar juga ke dunia.
Jadi sudah jelas, target iblis, saya nulis begini bukan membela iblis, cuman sedikit
memberikan penjelasan agar tahu jika ada kasus terserang iblis, jadi kalau dikatakan
IBLIS TAKUT ALLAH !!!, YAAA, IBLIS TAKUT MANUSIA ?? TIDAK !!!, MANUSIA MUSUH, SEHINGGA
HARUS DIGODA, IBLIS KEJEBLOS DI DUNIA, MANUSIA PUN JUGA...
mengapa saya tulis besar besar ??itulah rahasia mengusir iblis (nanti saya copaskan
kitab iblisnya)
untuk mengusir iblis jangan menggunakan iblis juga atau mahluk, karena ya iblis merasa
dia mahluk termulia, pakai sosok manusia ? jangan, maaf saya bicara lintas
agama, ada nabi, ada orang suci itu semua manusia, nah Yesus pun ketika di dunia
jadi manusia digoda iblis ini, jadi target iblis ya manusia..
makanya, hehehe jangan salah paham dulu, atau pakai Nabi misalnya Doa Nabi Muhammad, atau
di Buddha....
yang disebut diatas semua mengalami fase manusia, seperti tadi penjelasan diatas, selama
namanya manusia, iblis akan mengganggu, ibaratnya begini, ada nih pendekar sakti, atau
dikatakan sakti, pasti banyak yang ingin menjajal dan mentes kesaktiannya, ini adalah
pertandingan manusia lawan iblis, nah orang suci atau nabi adalah orang orang yang
sudah berhasil melawan godaan iblis.
makanya wajar jika ada disuatu agama, dilakukan ritual pengusiran iblis, ya
mau dikasih air suci kek, atau doa nabi, malah diledek dan marah, dibilang
tidak mempan, ya tadi karena persaingan dengan manusia... malah manusia bisa
digoda dan imannya luntur karena dibilang nah tuh tidak mempan, jadi ajaran
agama mu jelek... nah itu godaan iblis dan jika anda tergoda ? ya berhasil lah
iblis mendapatkan konco konco baru heheheeh...
lalu bagaimana cara mengalahkan iblis ? jika membaca kitab tadi, doa doa yang digunakan
adalah doa ke Allah, langsung ke Allah... karena iblis takut Allah...
jadi jika ada yang kena godaan iblis, kesurupan iblis, boleh dicoba dengan doa doa
langsung ke Allah (maaf tidak bermaksud mendiskreditkan nabi dan ajaran agama), jika
sudah dicoba doa doa biasa, doa nabi dan lain lain tidak bisa terusir juga, ya
satu satunya jalan adalah doa ke ALLAH.
okey sesuai janji saya ini akan saya copaskan kitab iblis tadi...
===================================================
Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi. Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkanNyalah terang itu dari gelap. Dan terang itu adalah Lucifer, yang namanya berarti pembawa terang, sehingga dia juga dinamai dengan nama siang. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.
Itulah kisah asal mula Lucifer yang diciptakan Allah pada hari pertama. Makhluk Allah yang diciptakan pada awal mula, diberi tempat yang istimewa untuk menjadi pendamping kegelapan. Sebab pada mulanya adalah gelap gulita dan Allah berada dalam kegelapan yang kosong. Keberadaannya membuat alam semesta ini beraksi, setelah Allah memutuskan untuk menciptakannya. Namun dia tidak selalu bersama-sama dengan Allah. Dan dia bukanlah Allah. Dan ini adalah kata-katanya.
Aku, Lucifer, putera Fajar, terang yang telah memberi nuansa baru pada kegelapan. Sebagaimana tugasku menjadi pengawas bumi. Pekerjaanku sehari-hari adalah melakukan perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi. Sebagaimana Allah telah menciptakan manusia, baik laki-laki dan perempuan pada hari keenam , maka berkuasalah aku atas mereka. Akulah pemimpin mereka, sejak mula, sampai suatu hari, Allah berfirman kepada kami, para malaikat-malaikatNya: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Aku yang termasuk dalam malaikat-malaikat Allah bertanya: "Mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau". Tuhan berfirman:"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
Aku, Lucifer, yang selama ini mendapat kepercayaan dari Allah, memang ada sedikit rasa kecewa. Setelah sekian lama aku selalu sungguh-sungguh bertasbih memuji Allah, namun kedudukanku akan diambil dan dialihkan kepada manusia. Allah berkehendak menggantikan tugasku di bumi dan menyerahkan kepada seorang manusia untuk menjadi khalifah di bumi. Allah berkehendak agar manusia dipimpin oleh manusia pula. Tapi biarlah, aku hanya berpegang kepada Allah bahwa Dia mengetahui segala-galanya.
Kemudian Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. Dan Allah menamainya Adam.
Aku, Lucifer, hadir waktu penciptaan manusia. Masih terngiang-ngiang di telingaku ketika Allah berfirman: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." Allah mengambil tanah dari bumi, dibentuknya manusia itu dan dihembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya. Dan dengan demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.
Sebetulnya aku kagum pada karya ciptaan Allahku ini, manusia yang baik bentuknya. Bukankah Allah menciptakan manusia itu menurut gambarNya, menurut gambar Allah sendiri? Dan betapa enaknya manusia itu, Allah juga menyediakan tempat yang nyaman baginya. Allah telah membuat taman di Eden, di sebelah timur; di situlah ditempatkanNya manusia yang dibentukNya itu. Kalau seandainya aku diperlakukan seperti itu, alangkah bersyukurnya aku.
Betapa Allah sungguh-sungguh mencintai manusia, makhluk ciptaan yang dibuat berdasarkan gambarNya, kadang membuat aku iri. Terus terang saja, tak pernah Allah sedemikian dekat dengan ciptaanNya yang lain. Allah kemudian menempatkan manusia itu ke dalam taman Eden agar dia mengusahakan dan memelihara taman itu.
Yang aku lihat bukanlah fatamorgana dan bukanlah ilusi. Ternyata tak beralasan bahwa kami dulu menyangsikan, bahwa manusia itu akan menjadi orang yang akan membuat kerusakan dan suka menumpahkan darah. Dan memang benar, Allah maha mengetahui.
Namun, dalam hati kecilku, masih terbersit satu perasaan ragu-ragu atas manusia itu. Bisakah ia menjadi seorang khalifah di bumi? Taman Eden ini bukanlah bumi yang sesungguhnya. Bumi yang sesungguhnya adalah bumi yang harus dikerjakan dengan susah payah. Mengenai bumi yang sesungguhnya ini aku tahu betul, karena aku sering menjelajahinya. Tapi semua perkara ini, aku pendam dalam hati.
Suatu hari, aku bersama malaikat yang lain berkumpul di taman itu. Roh Allah hadir di taman itu. Dan manusia itu sedang dalam kesendiriannya. Allah menjumpai Adam, manusia itu, dan Dia mengajarkan kepadanya nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika memang kamu orang yang benar!" Jawab kami:"Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukan kepada mereka nama-nama benda ini". Maka setelah diberitahukannya nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan" Lalu Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. DibawaNyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. Dan Adam memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan.
Kami bisa merasakan, betapa Allah menyayangi manusia itu. Dan, Allah menciptakan penolong baginya yang sepadan dengan dia. Allah membuat manusia itu tidur nyenyak. Ketika ia tidur, Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil Allah dari manusia itu, dibangunNyalah seorang perempuan, lalu dibawaNya kepada manusia itu. Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup.
Kalau saja aku bisa ceritakan keindahan taman Eden itu secara rinci. Sebuah tempat yang begitu indah dan damai. Penuh dengan berbagai binatang dan semuanya yang berada dalam taman ini hidup dengan rukun. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri. Serigala tinggal bersama domba dan macan tutul berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa makan rumput bersama-sama. Tidak ada yang berbuat jahat atau yang berlaku busuk di segenap taman itu. Dan aku, Lucifer, Putera Fajar, melihat semuanya itu dan bersama malaikat lain memuji-muji Allah.
Sungguh, seandainya engkau pernah berada di taman Eden. Tentu tak akan ingin pergi kemana-mana lagi. Memang, ada yang mengganjal dalam hatiku. Aku, Lucifer, yang selama ini selalu taat dan memuliakan Allah, ada rasa iri kepada manusia itu. Bukan saja karena dia akan menggantikan tugasku sebagai khalifah di bumi, tetapi belum apa-apa, sudah diberikan kenikmatan tiada tara kepadanya. Sementara aku, yang pertama kali diciptakan olehNya, tak
pernah diberi kenikmatan seperti ini.
Taman Eden, yaitu taman Allah penuh segala batu permata yang berharga: yaspis merah, krisolit dan yaspis hijau, permata pirus, krisopras dan nefrit, lazurit, batu darah dan malakit. Tempat tatahannya diperbuat dari emas dan disediakan pada hari penciptaanmu, wahai manusia.
Memang Allah pernah berfirman pula kepadaku: "Aku akan mendirikan bagi mereka suatu taman kebahagiaan, sehingga di tanah itu tidak seorangpun akan mati kelaparan dan mereka tidak lagi menanggung noda yang ditimbulkan bangsa-bangsa. Dan mereka akan mengetahui bahwa Aku, Allah mereka." Aku sungguh melihat, betapa Allah menyayangi dan memanjakan manusia itu.
Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Di taman itu ada pohon-pohon aras, juga ada pohon sanobar dan pohon berangan. Waktu itu, segala pohon-pohon yang ada di taman Allah tiada yang dapat disamakan dengan pohon lain mengenai keelokannya.
Ada sebuah sungai yang mengalr dan membasahi taman itu. Kami menyebutnya sebagai sungai air kehidupan. Dan sungai yang ada di taman Eden itu mengalir terus ke bumi dan menjadi empat cabang. Sungai ini sendiri jernih bagaikan kristal, dan mengalir keluar dari takhta Allah. Sekali meminum air kehidupan dari sungai itu, maka tidak akan haus lagi.
Allah berfirman kepada manusia itu: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya."
Manusia itu berkata kepada Allah: "Engkaulah Tuhanku, tidak ada yang baik bagiku selain Engkau!" Memang, merekalah orang-orang kudus yang ada pertama kali di tanah ini, merekalah orang mulia yang selalu menjadi kesukaan Allah.
Allah melihat segala yang dijadikanNya itu, sungguh amat baik. Lalu Allah memberi perintah ini kepada manusia itu: "Hai Adam, diamilah taman ini oleh kamu dan isterimu, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai. Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kamu dekati pohon ini dan janganlah kaumakan buahnya, yang akan menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim. Dan Kutegaskan kepadamu, Kularang kamu memakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."
Adam mendengar perintah Allah dengan penuh sujud. Tapi setelah itu, aku mendengar pembicaraan dia dengan istrinya, Hawa, soal mati itu. Mereka bertanya-tanya sendiri, apa yang dimaksudkan mati oleh Allah. Sebab mereka selama ini tidak mengenal arti kematian. Memang, Allah waktu itu belum pernah mengemukakan tentang kematian kepada mareka, bahwa semua makhluk ciptaan Allah pasti akan mati. Tidak terkecuali aku, Lucifer, malaikat terang ciptaan Allah yang pertama. Namun mereka enggan menanyakan langsung kepada Allah.
Sungguh, tak akan kekurangan apapun juga bila tinggal di taman itu. Di tempat yang damai ini orang tidak perlu lagi mengejar kekudusan, sebab tempat itu sudah kudus. Dan dengan kekudusan kita akan dapat melihat Allah.
Manusia itu memuji-muji Allah: "Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dalam kematian, dan tidak membiarkan kami melihat kebinasaan. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapanMu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kananMu ada nikmat senantiasa."
Dari kejauhan aku, Lucifer, beringsut pergi. Ah, betapa senangnya manusia itu. Allah maha mengetahui apa yang akan terjadi. Bukankah Allah tahu apa yang terbaik? Kubentangkan kedua sayapku, terbang ke angkasa dan kembali menjelajahi bumi untuk melihat-lihat keadaan di sana. Dalam hatiku aku berkata, hai manusia lihatlah, inilah bakal tanah yang akan diserahkan kepadamu. Tanah yang permai dan kudus. Dan dalam diriku ada sedikit rasa sedih, suatu saat nanti harus rela menyerahkan semua ini kepada manusia itu.
Tapi, aku percaya, Allah maha mengetahui dan maha bijaksana.
Pada suatu hari datanglah para malaikat Allah menghadap Allah dan di antara mereka datanglah juga aku, Lucifer. Dan Allah duduk di takhtaNya yang nampak bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya. Dan sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu dipersiapkan bagi dua puluh empat malaikat utama, termasuk aku.
Kami semua memakai pakaian putih dan mahkota emas di kepala. Rambut kami semua memang putih bersinar-sinar, sehingga kami juga sering disebut dengan "dua puluh empat tua-tua". Kami inilah yang sering disebut para allah dan para pengamat (watchers). Kami berkumpul di Taman Eden, dekat sumber sungai air kehidupan, tempat di mana takhta Allah ada. Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal, di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.
Dari dua puluh empat malaikat, ada tiga malaikat utama, yakni aku sendiri, Mikhael dan Gabriel. Sementara sisanya dua puluh satu malaikat berada di bawah kami bertiga, di mana masing-masing memimpin tujuh malaikat. Aku membawahi tujuh malaikat, Mikhael membawahi tujuh malaikat dan demikian pula dengan Gabriel. Jadi jumlah keseluruhannya adalah dua puluh empat malaikat. Tujuh adalah angka yang istimewa bagi Allah.
Seperti biasa, bertanyalah Allah kepadaku: "Dari mana engkau?" Lalu jawabku kepada Allah: "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi." Kemudian setelah itu Allah berkata kepada kami semua, para malaikat-malaikatNya, "Tidakkah engkau memperhatikan hambaKu, Adam? Tiada ciptaan lain yang sesempurna dia."
Kami semua bersorak memuji-muji Allah: "Kudus, kudus, kuduslah Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang." Dan kemudian tersungkurlah kami semua di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan kami menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan kami melemparkan mahkota kami di hadapan takhta itu, sambil berkata: "Ya Tuhan Allah dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa, sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu, dan oleh karena kehendakMu semuanya itu ada dan diciptakan."
Bersamaan dengan itu terdengarlah suara semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya berkata: "Bagi Dia yang duduk di atas takhta, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!"
Beberapa saat kemudian, suasana menjadi hening. Kami semua bangkit berdiri kembali. Kemudian Allah memanggil Adam dan berkata kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu semua kepada Adam."
Aku, Lucifer, terkejut mendengar perintah itu. Bukankah hanya kepada Allah aku boleh bersujud? Mengapa Allah memperintahkan kami untuk sujud kepada Adam? Dalam hatiku tak bisa menerima perintah ini. Terlebih sebelumnya, aku memang memendam suatu perkara tentang Adam ini.
Malaikat Mikhael dan Gabriel langsung bersujud kepada Adam, diikuti dengan malaikat-malaikat yang dipimpin oleh mereka. Sementara aku, masih diam termangu-mangu. Rupanya, ketujuh malaikat yang berada dalam kelompokku menunggu apa yang hendak aku perbuat. Aku memandang kepada Allah, dan Allah juga memandang ke arahku. Aduh, sungguh aku tak kuat memandangNya.
Kemudian Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud kepada Adam di waktu Aku menyuruhmu".
Aku, Lucifer, terkejut mendapat pertanyaan itu dan untuk beberapa saat menjadi bingung. Kalau aku jawab, bahwa aku hanya mau sujud kepada Allah, bukankah Dia yang memerintahkan aku untuk bersujud kepada manusia itu. Tapi kalau aku sujud kepada manusia itu, berarti aku melanggar perintahNya bahwa hanya boleh sujud kepadaNya saja. Jawaban apa yang harus aku berikan?
Allah memandang ke arahku dan menanti jawaban yang keluar dari mulutku. Entah kenapa, waktu itu, secara tak sadar aku berkata: "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk". Sebenarnya, pertama kali aku menjawab itu, bukan karena manusia itu dibuat dari tanah
sehingga aku tidak mau sujud, namun aku tidak mau sujud selain kepada Allah.
Tapi Allah berfirman lagi: "Sujudlah kepada Adam!"
Aku kemudian memberanikan diri untuk bertanya: "Mengapa aku harus bersujud kepada Adam?"
Allah menjawab: "Sebab dia lebih mulia daripada engkau."
Aku menjawab: "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".
Kali ini, Allah menjadi murka: "Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Lucifer, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!"
Beberapa saat terjadi kegaduhan di antara para malaikat. Belum pernah sepanjang sejarah, Allah murka sedemikian hebat. Aku sedih mendapat murka Allah, namun hatiku penuh dalam kebimbangan. Bagiku, tak patut untuk sujud selain kepada Allah, meski Allah yang menyuruhku sekalipun. Allah telah murka. Aku memandang Gabriel dengan keinginan agar ia mau membantuku, setidaknya meredakan murka Allah. Namun dia diam saja. Mikhael juga sama, bahkan ia telah membuang muka dari padaku. Sementara Adam yang berdiri di tengah-tengah kami hanya diam saja, tak tahu apa yang hendak dilakukannya. Terlebih, dia memang belum tahu tentang apa-apa.
Allah kemudian berdiri dalam sidang ilahi, di antara para allah Ia siap menghakimi aku.
Seumur hidupku tak pernah mengalami hal demikian. Aku merasa apa yang aku lakukan benar dan aku justru merasa diperlakukan dengan tidak adil. Jangankan sujud kepada Adam, sujud kepada Mikhaelpun aku tak akan mau. Entah mengapa Mikhael dan Gabriel mau sujud kepada Adam. Aku sungguh tak mengerti. Kalau alasannya adalah karena Adam lebih mulia daripadaku, apakah dengan demikian aku harus wajib bersujud kepadanya? Bagiku, yang mulia hanyalah
Allah, penciptaku.
Allah berdiri dalam sidang ilahi, di antara para allah Ia menghakimi. Dipanggilnya aku bersama ketujuh malaikatku kehadapanNya, dan kemudian aku bersujud menyembahNya sambil berkata: "Siapakah yang seperti Engkau, ya Allah? Siapakah yang seperti Engkau, mulia karena kekudusanMu, menakutkan karena perbuatanMu yang masyhur, Engkau pembuat keajaiban."
Allah bertanya kepadaku: "Hai Lucifer, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu merasa termasuk orang-orang yang lebih tinggi?".
Jawabku: "Sudah kukatakan pada Engkau, Ya Allahku. Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Bukankah ada tertulis bahwa aku harus menyembah Tuhan, Allahku,
dan hanya kepada Engkau sajalah aku berbakti."
Di sinilah letak kesalahpahaman itu, yang baru kusadari setelah lama kemudian. Aku menyatakan tidak akan sujud kepada manusia karena hanya kepada Allah saja aku bersujud, namun rupanya Allah menganggap aku sombong dengan mengatakan bahwa aku lebih mulia dari manusia yang diciptakan dari tanah liat kering itu.
Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka dengan kamu semua"
Aku benar-benar terkejut. Hukuman yang diberikan kepadaku sungguh berat untuk suatu perbuatan yang bagiku secara prinsip adalah benar. Tapi aku tahu, sekali Allah berfirman, maka itu akan berlaku selamanya. Hatiku menjadi berontak karenanya.
Aku menjawab: "Karena Engkau telah menghukum aku tersesat, aku benar-benar akan menghalangi-halangi mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian aku akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur maupun taat".
Kemudian Allah memuliakan Adam dan kelak keturunannya, Allah berfirman: "Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan."
Aku berkata:"Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil".
Alah berfirman kepadaku: "Kuberi tangguh waktumu hingga hari kiamat dan kuberi kuasa kepadamu atas orang-orang yang tidak beriman."
Aku menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlas di antara mereka. Aku benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan untukku, dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan menyuruh mereka memotong telinga-telinga binatang ternak, lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka merobah ciptaan Allah, lalu benar-benar mereka merobahnya. Aku akan justru membuat merekalah yang akan sujud kepadaku !"
Allah berfirman: "Maka yang benar adalah sumpah-Ku dan hanya kebenaran itulah yang Ku-katakan. Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka kesemuanya."
Kemudian Allah berfirman kepada Adam: "Hai Adam, sesungguhnya ini, Lucifer, adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, makasekali-kali janganlah sampaikan ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka."
Allah lalu memandang kepadaku dan berfirman: "Kamu adalah allah, dan termasuk anak-anak Yang Mahatinggi kamu sekalian. Namun seperti manusia kamu akan mati dan seperti salah seorang pembesar kamu akan tewas."
Tak ada rasa sedih lagi di hatiku, justru muncul rasa geram yang mulai membakar hatiku. Aku berkata kepada ketujuh malaikat penghulu yang bersama dengan aku: "Marilah kita menduduki tempat-tempat kediaman Allah!"
Rupanya tak ada yang tersembunyi bagi Allah, kemudian Allah berfirman: "Demikiankah engkau mengadakan pembalasan terhadap Aku, hai makhluk yang bebal dan tidak bijaksana? Bukankah Aku Bapamu yang mencipta engkau, yang menjadikan dan menegakkan keadilan?"
Tuhan berfirman:"Pergilah, barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, maka sesungguhnya neraka adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup. Dan mulai hari ini engkau akan disebut dengan nama Iblis!"
Kemudian pergilah aku dari hadapan Allah, bersama ketujuh malaikat penghulu yang ada di bawah kekuasaanku. Kepergianku telah menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan turunlah kami ke bumi. Jumlah kami yang pergi adalah delapan malaikat penghulu, tujuh adalah malaikat yang berada dalam kepemimpinanku, dan jumlahnya sepertiga dari dua puluh empat malaikat utama yang mengelilingi Takhta Allah. Dan masing-masing dari tujuh malaikat penghulu itu memimpin ribuan tentara surga yang ikut pula bersama-sama dengan aku. Jumlah kami begitu banyak, dan kepergian kami ke bumi bagai kilat yang memancar dari langit.
Dalam hatiku aku berkata: "Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi !"
Kemudian aku berteriak: "Akan kubuat bumi gemetar dan kerajaan-kerajaan bergoncang serta kubuat dunia seperti padang gurun, dan kelak akan kuhancurkan kota-kotanya !"
Pada hari itu, aku, Lucifer, menyatakan permusuhan dengan penciptaku.
Walau aku sudah diusir dari surga, kepadaku telah diserahkan kuasa untuk mengatur manusia. Waktuku memang ditangguhkan hingga akhir zaman. Dan tempat di mana ada manusia, aku dengan bebas boleh berada di sana. Dan di Taman Eden, ada dua manusia. Dan oleh kuasa Allah, aku mencobai mereka. Waktu itu mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.
Allah mengajarkan banyak hal kepada Adam dan Allah berfirman:"Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu di taman ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini. Dan ingatlah akan pesanku ini, bahwa sesungguhnya Iblis adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, maka sekali-kali janganlah sampaikan ia mengeluarkan kamu berdua dari taman ini, yang menyebabkan kamu menjadi celaka."
Adam mengetahui dengan benar kejadian dahulu, yaitu ketika aku menolak sujud kepadanya dan diusir dari surga ini. Oleh karena itu, lebih baik bagiku untuk tidak tampil dalam wujudku yang sesungguhnya, Lalu aku masuk dalam tubuh ular, yaitu yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh Allah.
Aku dalam wujud ular berkata kepada perempuan itu: Tentulah Allah berfirman: "Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"
Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan atau pun raba buah itu, nanti kamu mati."
Aku kemudian berkata kepada perempuan itu lagi: "Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti para allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."
Perempuan itu menjawab: "Bukankah kepada Adam, suamiku, Allah telah berfirman: Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."
Aku tidak kehabisan akal dan kemudian membujuk mereka dengan berkata :"Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon itu dan keadaan yang tidak akan binasa. Allah kamu sebenarnya tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal".
Aku kemudian bersumpah kepada keduanya dengan meyakinkan: "Sesungguhnya aku adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua, percayalah kepadaku".
Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya. Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun yang ada di taman Eden.
Bersamaan dengan mereka makan buah itu, aku segera pergi meninggalkan mereka dengan sangat puas. Aku berkata dalam hatiku sambil tertawa: "Telah jatuh dia. Durhakalah Adam kepada Allah dan sesatlah ia." Aku tinggalkan ular itu di sana yang tak tahu apa yang telah dilakukannya.
Ketika mereka mendengar bunyi langkah Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan istrinya itu terhadap Allah di antara pohon-pohonan dalam taman. Tetapi Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?"
Adam menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang. Sebab itu aku bersembunyi."
FirmanNya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?"
Adam menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan."
Kemudian berfirmanlah Allah kepada perempuan itu: "Apakah yang telah kauperbuat ini? Bukankah Aku telah melarang kamu berdua makan buah dari pohon itu dan Aku katakan kepadamu: Sesungguhnya Iblis itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua."
Mereka kemudian berkelit bahwa bukan iblis yang menyuruh mereka dengan berkata: "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan."
Lalu berfirmanlah Allah kepada ular itu: "Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kau makan seumur hidupmu. Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."
Ular yang tak tahu apa-apa itu mendapatkan hukuman dari Allah.
FirmanNya kepada perempuan itu: "Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu."
Lalu firmanNya kepada Adam: "Karena engkau mendengar kan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."
Allah telah mengutuk bumi. Bumi yang indah permai bagaikan surga telah dikutukNya. Tak lagi ada kekudusan di muka Bumi. Dan kalau tak ada kekudusan, kita tak akan dapat melihat Allah.
Aku sendiri tak menyangka bahwa Allah akan sampai mengutuk tanah Bumi ini karena perkara itu. Sampai kinipun aku tetap berharap agar di atas Bumi ini kembali seperti di dalam surga, menjadi tempat yang kudus.
Berfirmanlah Allah dalam sidang ilahi: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya."
Dan Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.
Lalu Allah mengusir mereka dari taman Eden supaya mengusahakan tanah dari mana ia diambil. Lalu keduanya digelincirkan dari tamanitu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Allah berfirman: "Turunlah kamu! Sebahagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan".
Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi".
Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhan-nya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. Kemudian Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak pula mereka bersedih hati".
Inilah kalimat yang diberikan Allah kepada Adam: "Hai Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu lagi oleh iblis sebagaimana ia telah mengeluarkan kamu berdua dari surga. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Mereka adalah gaib bagimu. Dan mereka adalah pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman. Namun camkanlah ini dalam hatimu dan beritahukan turun temurun: Sesungguhnya neraka itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka dan pengikut-pengikut iblis semuanya. Kelak, dari keturunanmu, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan dinamakan Imanuel. Dialah yang akan membuat engkau dan keturunanmu yang beriman kepadaKu, kembali ke keadaan semula, seperti di dalam Taman Eden."
Setelah kepergian Adam, Allah berdiri dalam sidang ilahi dan berfirman: "Dan sesungguhnya telah Kuperintahkan kepada Adam dahulu, maka ia lupa akan perintah itu, dan tidak Kudapati padanya kemauan yang kuat. Dan aku memerintahkan kepada kamu semua, agar menjaga mereka dan keturunannya dari gangguan Iblis."
Seluruh penghuni surga bersorak :"Betapa dahsyatnya segala pekerjaanMu. Oleh sebab kekuatanMu yang besar, musuhMu tunduk kepadaMu. Seluruh bumi sujud menyembah kepadaMu, dan bermazmur bagiMu, memazmurkan namaMu."
Allah berfirman: "JanjiKu kepada orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga, mereka kekal di dalamnya. Adapun orang-orang yang beriman kepadaKu dan berpegang teguh kepada perintahKu, niscaya Aku akan masukkan mereka ke dalam rahmat yang besar dan limpahan karuniaKu. Dan Aku akan menunjuki mereka kepada jalan yang lurus untuk sampai kepada-Ku."
Tapi aku, Lucifer, akan menjadikan mereka memandang baik perbuatan maksiat di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya. Itulah janjiku, sekarang sampai hari kiamat nanti. Hari ini, aku merayakan kemenangan pertamaku, bersorak-sorak memecah keheningan yang ada di bumi. Dan aku berteriak: "Inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku?
Sesungguhnya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya !"
Allah ada di dalam baitNya yang kudus, mataNya mengamat-amati, sorot mataNya menguji anak-anak manusia, apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah.
* * *
Aku, Lucifer, Putera Fajar yang gilang gemilang. Aku menguasai seluruh bumi ini beserta isinya. Aku mempunyai kuasa untuk menyesatkan manusia. Aku yang paling cerdik di antara segala makhluk. Aku adalah malaikat ciptaan Allah yang paling mulia. Dan aku adalah Terang. Dan sesungguhnya, pada mulanya akulah pemegang kuasa terang itu. Tanpa aku, tak ada terang itu. Hanya ada gelap gulita menyelimuti jagad raya.
Aku berkata jujur tentang hal ini. Bukankah aku juga dikenal sebagai dewa matahari? Di tempat lain ada yang mengenalku sebagai dewa api? Bukankah banyak yang menyembah bulan dan bintang? Itu semua menunjukkan hakekatku, adalah terang. Tak akan ada manusia yang menyembah sesuatu yang gelap, justru mereka menyembah segala hal yang bersinar terang. Dan itu adalah aku.
Allah telah mengganti namaku dengan Iblis, karena aku dianggap lawan bagiNya. Sebenarnya aku bukan lawan bagiNya. Adalah mudah bagiNya untuk memusnahkan aku. Hal ini yang sering membuat aku heran, mengapa aku tetap dibiarkan ada. Ataukah hukuman yang aku terima ini lebih menyiksa dari sekedar kematian? Bagiku kini, tujuanku hanya satu: membuat manusia mau sujud kepadaku. Bukankah aku dulu diminta sujud kepada manusia itu. Sekarang sebagai balasnya, merekalah yang harus sujud kepadaku.
Memang, tidak mudah untuk meminta Adam dan istrinya untuk sujud kepadaku. Adam tahu persis tentang pengadilan terhadapku, sementara Hawa, istrinya, masih sakit hati karena tertipu dulu.
Setelah Allah menghalau kedua manusia itu dari Taman Eden, Adam bersetubuh dengan isterinya, dan mengandunglah perempuan itu. Lahirlah seorang anak laki-laki, dinamainya anak itu Kain. Dialah anak laki-laki sulung Adam.
Jalan menuju ke Taman Eden sudah tertutup dan Allah menempatkan beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan. Aku sendiri tidak mudah untuk bisa masuk ke sana. Sesungguhnya bila aku mencoba menembus ke sana, maka aku mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api. Tidak mudah untuk memasuki tempatNya yang kudus, kecuali dengan seizinNya.
Selanjutnya, Adam dan Hawa mempunyai seorang lagi yang dinamakan oleh mereka: Habel. Mereka berdua adalah dua laki-laki yang gagah. Habel menjadi gembala kambing domba, sementara Kain menjadi seorang petani.
Aku waktu itu melihat, Kain bekerja dengan keras. Dia mengolahnya tanah yang gersang yang telah dikutuk Allah sehingga bisa ditanami. Peluhnya menetes ke bumi ini dan dia nampak tak kenal putus asa. Sementara itu, di tempat yang lain, aku melihat Habel dengan santai duduk di bawah pohon sambil mengamat-amati kambing dombanya.
Sungguh dua bentuk kehidupan yang berbeda antara adik dengan kakaknya. Si Adik tampak bermalas-malasan, sementara kakaknya bermandikan peluh keringat yang tak jarang kakinya harus luka karena terantuk batu yang tajam. Namun usaha Kain tidaklah sia-sia. Hasil tanah olahan Kain membawa hasil yang baik. Ia melakukan panen dengan perasaan gembira. Ia mengucapkan syukur kepada Allah bahwa hasil kerjanya membuahkan hasil yang berlimpah.
Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada Allah sebagai korban persembahan. Kain mengumpulkan biji-bijian hasil dari ladang pertaniannya. Dikumpulkan batu-batu yang besar dan dibuatnya sebuah mezbah.
Sementara itu, adiknya Habel melihat dengan seksama apa yang dilakukan oleh kakaknya itu dari kejauhan. Ia kemudian mendekat dan meniru apa yang diperbuat kakaknya. Ia mengambil batu dan dibuatnya juga sebuah mezbah. Habel kemudian mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya. Kedua kemudian bersyukur memuliakan Allah.
Aku waktu itu berada di dekat mereka. Dalam keadaan gaib, mereka tak dapat melihat aku. Di sini aku tak mengerti, apa yang menjadi kehendak Allah. Ia mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, sementara korban persembahan Kain yang dikerjakannya dengan susah payah sama sekali tak diindahkanNya. Maka pantaslah kalau hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram. Aku kasihan melihatnya. Sebab sesungguhnya, aku selalu merasa kasihan kepada manusia yang diperlakukan secara tak adil. Itu karena, aku sendiri merasa diperlakukan secara tak adil.
Rupanya Allah mengetahui bahwa Kain merasa kesal. Firman Allah kepada Kain: "Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya."
Kain masih memendam perkara itu sampai beberapa lama. Ia tak dapat mengerti, mengapa korban persembahannya tidak diterima? Ataukah Allah memang lebih menyukai korban bakaran lemak kambing domba? Hatinya terus memberontak. Mengapa Allah tidak menerima saja kedua korban persembahan itu?
Kemudian Kain berkata: "Barangkali Allah menuntut persembahan yang lebih dari sekedar butir-butir gandum? Pastilah Allah mau menerima persembahanku yang lain, yang jauh lebih istimewa dari sekedar kambing domba?"
Apa yang dipikirkan selanjutnya, aku tak pernah tahu. Aku memang tidak diberi kemampuan untuk mengetahui apa yang ada dalam hati manusia. Namun rupanya, dalam diri Kain terjadi pergolakan hebat. Aku sendiri bertanya-tanya, korban apakah yang kiranya akan dipersembahkan Kain kepada Allah? Setidaknya, agar Allah mau lebih memperhatikan dirinya yang telah bersusah payah mengusahakan tanah ini, seperti yang diperintahkan Allah sendiri kepada Adam, ayahnya.
Suatu hari, Kain berkata kepada Habel, adiknya: "Marilah kita pergi ke padang."
Adiknya mengikuti ajakan kakaknya. Di tengah perjalanan, Kain berkata kepada Habel: "Aku pasti membunuhmu!"
Habel terkejut dan bertanya kepada kakaknya: "Apa alasannya engkau hendak membunuh aku?"
Kain menjawab: "Aku hendak mempersembahkan engkau kepada Allah. Bila korban bakaran domba kambing diterima Allah, maka pastilah korban manusia akan lebih disukaiNya."
Habel menjawab: "Sesungguhnya Allah hanya menerima korban dari orang-orang yang bertaqwa".
Kemudian sambil berjalan, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu matilah Habel. Kain lalu membangun sebuah mezbah dan menaruh mayat adiknya yang berlumuran darah ke atas mezbah itu dan kemudian ia memuliakan Allah. Kain berteriak: "Allah, dengarkan Aku. Terimalah persembahanku ini." Tapi Allah tidak mendengar teriakan Kain itu, Hati Kain main kesal dan ia kemudian mulai merasa bersalah karena telah membunuh adiknya itu. Kain kemudian menjadi takut dan pulang dengan perasaan hampa. Perasaan bersalahnya begitu menghantui, terlebih dia telah membunuh adiknya dengan sia-sia. Rupanya Allah tak berkenan dengan apa yang dilakukannya.
Dalam perjalanan pulang, Allah mendatangi Kain dan berfirman: "Di mana Habel, adikmu itu?" Jawabnya: "Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?"
FirmanNya: "Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepadaKu dari tanah. Maka sekarang, terkutuklah engkau, terbuang jauh dari tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah adikmu itu dari tanganmu. Apabila engkau mengusahakan tanah itu, maka tanah itu tidak akan memberikan hasil sepenuhnya lagi kepadamu; engkau menjadi seorang pelarian dan pengembara di bumi."
Kain berkata kepada Allah: "Hukumanku itu lebih besar dari pada yang dapat kutanggung. Engkau menghalau aku sekarang dari tanah ini dan aku akan tersembunyi dari hadapanMu, seorang pelarian dan pengembara di bumi; maka barang siapa yang akan bertemu dengan aku, tentulah akan membunuh aku."
Firman Allah kepadanya: "Sekali-kali tidak! Barang siapa yang membunuhmu akan dibalaskan kepadanya tujuh kali lipat." Kemudian Allah menaruh tanda pada Kain, supaya ia jangan dibunuh oleh barang siapapun yang bertemu dengan dia.
Lalu Kain pergi dari hadapan Allah dan ia menetap di tanah Nod, di sebelah timur Eden.
Sungguh, dalam peristiwa itu, aku sama sekali tidak turut campur. Bukan akulah yang menyuruh Kain membunuh adiknya. Namun, apa yang dilakukan Kain, menimbulkan gagasan bagiku. Aku akan membuat manusia sujud kepadaku dan aku akan meminta korban persembahan manusia. Aku akan membuat banyak keajaiban sehingga mereka patuh dan tergantung kepadaku. Aku akan membuat mereka menyembahku sebagai dewa-dewa pujaan mereka dan untuk bantuan yang kuberikan kepada mereka, aku akan menuntut korban darah dari darah manusia. Walau korban itu sendiri, sama sekali tak ada gunanya untukku.
Dalam pengembaraan, Kain merasa putus asa. Aku kemudian menghampirinya dan menolongnya. Aku beritahukan kepada dirinya bahwa aku menyukai korban yang dilakukan olehnya. Dan untuk itu, aku berjanji kepadanya akan menjadi pelindungnya. Di Tanah Nod, Kain mengawini seorang perempuan di sana. Setelah bersetubuh dengan isterinya, maka mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Henokh. Kemudian Kain mendirikan suatu kota dan dinamainya kota itu Henokh, menurut nama anaknya.
Aku, Lucifer, yang berkuasa atas bumi dan segala isinya. Segala kerajaan di muka bumi ini adalah milikku. Kepada bangsa-bangsa aku memperkenalkan diri dengan berbeda-beda. Aku adalah sang Terang, tampil sebagai dewa matahari, dewa api, dewa bulan dan lain-lain. Kepada manusia aku membuat berbagai keajaiban. Dan sejak itulah korban darah manusia dilakukan sebagai tanda terima kasih mereka kepadaku. Manusia itu, telah jatuh sujud kepadaku. Dan aku berteriak kepada Allah: "Terangkanlah kepadaku inikah manusia yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya semua !"
0 komentar